Jumat, 08 Januari 2010

PDIP

KLATEN DAN PDIP BERDUKA KARENA KANKER



Kanker yang merupakan penyebab kematian utama di Indonesia kembali memakan korban tak tanggung-tanggung Kader sejati PDIP dan sekaligus Putra Pilihan Kab. Klaten meninggal.


Mas Janggan Akhirnya menghembuskan napas terahir pada rabu malam (6/1) sekitar pukul 23.30WIB, setelah Sebulan lebih Anggota Panitia Badan Anggaran DPRD Klaten itu menjalani perawatan di RS dr.Oen, Solo Baru. Beliau menderita penyakit kanker paru-paru. Penyakit kanker yang dideritanya akhirnya merenggut nyawa, sekaligus kewajiban-kewajibannya sebagai wakil rakyat harus berakhir. Sebelum menjalani rawat inap selama sebulan lebih dan dinyatakan meninggal, Janggan telah sakit-sakitan dan bolak-balik menjalani rawat inap di RS.


Janggan Gunanto lahir di Wonogiri 18 Februari 1966. Ayah dari dua anak, Guntur dan Bagas dari rahim Sri Rahayu itu merupakan sosok penting di Kabupaten Klaten, hingga dipercaya duduk di kursi DPRD Klaten dua periode (2004-2009) dan (2009-2014). Tinggal di Dukuh Bedreg RTIII/RW V, Desa Tlogorandu, Kec. Juwiring, Klaten.


Di mata sahabatnya almarhum dikenal sebagai sosok yang sederhana.Kesederhanaannya tercermin dari kehidupan sehari-harinya. Selain itu almarhumah juga dikenal sebagai sosok yang bergaul tanpa membedakan status.


Saudaraku sekalian kalau kita masih dibutuhkan dan karya nyata kita bermaanfatat untuk orang banyak, maka jagalah dengan baik. Tetap berkarya perlu tubuh yang fit dan sehat maka berhati-hatilah.




PENYINARAN ATASI TUMOR, 3 ORGAN TUBUH JADI BOLONG

Ingin sembuh malah tambah sakit




Heri Hermanto (21) tinggal di Jalan Majalaya 9 No.18 Bandung diduga terkait proses sinar ultraviolet yang dilakukan untuk mematikan tumor ganas di kening kanannya, bagian tubuhnya menyisakan tiga lubang. Lubang pertama terdapat di bagian bawah punggung, sementara dua lubang lainnya terdapat di kaki kanannya. Parahnya, dari lubang tersebut tulang panggul dan ekor Heri terlihat dengan jelas sehingga harus ditutupi perban.


Disinar setiap hari, tapi disinar yang ke-6, Heri sudah mengeluh kondisi badannya melemah, kakinya juga sering kesemutan. Nana Supriatna sempat tanya dokter, katanya teruskan saja. Lantaran dokter bagian sinar menyarankan untuk terus dilakukan proses penyinaran, maka Heri pun kembali menjalani proses tersebut sampai sembilan kali dari rencana 21 kali proses sinar ultraviolet di RS Hasan Sadikin Bandung. Pada proses ke-9 itulah, tubuh Heri mulai dari dada sampai kaki sudah mati rasa dan tak bisa digerakkan.


Kata dokter bagian sinar akan dikonsultasikan dengan bagian onkologi yang menyarankan Heri disinar. Namun, sampai sekarang tidak ada penjelasan dari dokter di bagian onkologi mengenai kondisi Heri. Heri tampak mengerang kesakitan saat ayahnya berusaha memperlihatkan lubang di belakang bagian tubuhnya. Hanya dua lubang di paha kanan Heri yang bisa dilihat. Kedua lubang di kaki kanan Heri nyaris sejajar, namun berbeda ukuran. Lubang pertama teletak di dekat panggul, sedangkan lubang kedua lokasinya berjarak sekitar 5 cm dari lubang pertama.


Lubang itu membuat tulang panggulnya terlihat kalau bergerak, ukurannya lebih besar sehingga tulang pahanya terlihat. Mungkin karena terlambat digeser waktu proses penyinaran sehingga kulitnya melepuh.


Menurut Nana, lubang-lubang di tubuh Heri ditemukannya tidak sengaja. Waktu itu saat Heri hendak mandi, Nana memperhatikan ada kelainanan pada tubuh anaknya,terutama di bagian tulang belakang dan paha. Kemudian ditekan kulitnya dan ternyata keropos sampai kelihatan tulangnya. Luka tersebut sempat diobati pakai betadine, tapi sekarang ditutupi pakai perban. Menurut Nana pihak RS Hasan Sadikin enggan bertanggung jawab.


Ini adalah beberapa efek yang terjadi pada terapi tumor ganas yang membuat penderitanya tambah sakit dan tidak menutup kemungkinan ada efek lain pada masa yang akan datang. Maka hendaklah kita kembali ke terapi yang lebih aman dan sesuai dengan tubuh kita dan yang sudah disiapkan Alloh disekitar kita. Saatnya kita kembali kealam. Untuk Mas Heri Hermanto semoga cepat sembuh dan tetap sabar.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda